Materi IPA Kelas 7 SMP/MTs: Rangkuman Pemanasan Global

8:07 AM

A.  Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan Bumi. Berdasarkan penelitian, saat ini suhu permukaan Bumi telah menunjukkan peningkatan sebesar 0,6 oC dalam satu abad terakhir. 


Peningkatan ini terlihat kecil, tetapi dampaknya ternyata sangat besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Gejala terjadinya pemanasan global dapat diamati dan dirasakan misalnya terjadinya pergantian musim yang tidak dapat diprediksi, sering terjadi angin puting beliung, banjir dan kekeringan di wilayah yang tidak biasa mengalaminya, dan terumbu karang memutih.
Pemanasan Global

B. Penyebab Pemanasan Global 

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi Bumi. Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, ionosfer dan eksosfer. Dari keempat lapisan tersebut, troposfer dan stratosfer memiliki kaitan dengan bahasan kita mengenai pemanasan global. 


Lapisan troposfer terletak paling  dekat dengan permukaan bumi. Tebalnya antara 9 km di atas kutub hingga 18 km di atas khatulistiwa. Pada lapisan ini terjadi fenomena alam diantaranya hujan, angin, awan, tenan udara. Lapisan stratosfer terletak di atas troposfer dengan ketinggian sekitar 18-60 km dari permukaan bumi. Pada lapisan stratosfer terdapat lapisan ozonosfer yang terkonsentrasi pada ketinggian sekitar 22 km. Lapisan ozonosfer berfungsi sebagai pelindung permukaan Bumi dan rasis berbahaya (UV).


Atmosfer mengandung gas-gas seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), nitrogen  (N2), dan hidrogen (H2). Dengan demikian atmosfer sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Selain menyediakan udara pernapasan bagi makhluk hidup, atmosfer juga melindungi Bumi dari sinar Matahari, terutama sinar ultraviolet. Atmosfer juga sebagai pengatur suhu Bumi sehingga suhu Bumi sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup.


1. Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya

Efek rumah kaca pertama kali dikemukakan  oleh Joseph Fourier pada tahun 1824. Efek rumah kaca adalah proses alami atmosfer menghangatkan planet. Prosesnya berlangsung sebagai berikut. Sebagian besar energi dari sinar Matahari yang menyinari Bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Jika cahaya ini mengenai permukaan Bumi, akan berubah menjadi energi panas dan akan menghangatkan Bumi. 


Sinar Matahari ke Bumi yang datang akan menghalangi hal sebagai berikut.
a. 25 % dipantulkan kembali ke angkasa   oleh awan dan partikel di atmosfer.

b. 25 % diserap oleh awan

c.  45 % diserap oleh permukaan Bumi.

d.  5 % dipantulkan kembali oleh permukaan Bumi.

     
Jadi, efek rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan oleh permukaan Bumi terperangkap oleh gas-gas atmosfer sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. 


Efek rumah kaca ini menguntungkan bagi makhluk hidup untuk menunjang kehidupannya. Jika tidak ada efek rumah kaca rata-rata suhu di permukaan Bumi dapat mencapai – 18 oC yang tidak mendukung kehidupan sebagian besar makhluk hidup. 


Akan tetapi, efek rumah kaca yang berlebihan juga berbahaya bagi kehidupan di Bumi. Jika berlebihan peningkatan suhu permukaan Bumi akan berpengaruh pada iklim sehingga kehidupan makhluk hidup terganggu. Peningkatan efek rumah kaca ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer.


2.  Meningkatnya Gas Rumah Kaca

Atmosfer mengandung banyak gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), uap air, klorofluorida (CFC), hidrofluorokarbon (HFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). 


Gas-gas tersebut memiliki sifat memerangkap panas sehingga panas yang dipantulkan oleh permukaan Bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Oleh karena bersifat seerti kaca, gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca. Di antara gas-gas tersebut, gas karbon dioksida (CO2) yang paling berperan menyebabkan pemanasan global.


Kenaikan konsentrasi gas CO2 di atmosfer dapat disebabkan oleh aktivitas manusia yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya. Contohnya antara lain sebagai berikut.

a.Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik.

b.Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor.

c.Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak.


C.  Dampak Pemanasan Global

1.  Perubahan Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah kondisi atmosfer rata-rata di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relatif singkat. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam waktu yang lama.


Meningkatnya suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah cuaca dan iklim di berbagai wilayah Bumi, terutama di daerah Kutub Utara. Dampak pemanasan global terhadap perubahan iklim, diantaranya sebagai berikut.


a. Gunung-gunung es akan mencair dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut.

b.Di daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan lebih cepat mencair.

c. Curah hujan akan meningkat dan badai akan lebih sering terjadi.

d. Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah akan lebih kering dari sebelumnya.

e. Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda sehingga terjadi angin puting beliung yang lebih besar.

f. Pola cuaca menjadi lebih ekstrem, terjadi hujan  ekstrem atau kekeringan ekstrem di berbagai wilayah.


2.  Kenaikan Permukaan Air Laut

Ketika atmosfer menghangat, permukaan air laut juga akan menghangat sehingga volume air laut akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan air laut.


3.  Menurunkan Hasil Pertanian

Pemanasan global juga berdampak pada pertanian. Dampak perubahan iklim akibat pemanasan global terhadap ketah ketahanan pangan, di antaranya sebagai berikut.

a. Kekeringan di wilayah pertanian mengakibatkan tanaman pertanian rusak.

b. Banjir di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal panen.

c. Kerawananan pangan  akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir.

d. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat populasinya akibat perubahan iklim.

4.  Pengaruh terhadap Hewan dan Tumbuhan

Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil.


5.  Pengaruh terhadap Kesehatan Manusia

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, di antaranya sebagai berikut.


a. Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merupakan penyakit daerah tropis yang saat ini telah menyebar ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di daerah subtropis yang saat ini menjadi lebih hangat sehingga organisme patogen dapat berkembang biak di daerah subtropis.


b. Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca panas, misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung, dan ginjal.


c. Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat memperbanyak polutan seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan.


d. Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan, kemudian dapat menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.


D. Upaya Pengendalian Pemanasan Global

1.  Mengubah Perilaku Pribadi

a.  Hemat listrik

Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, secara tidak langsung hemat listrik juga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer.


b.  Menanam pohon

Oleh karena CO2 digunakan oleh tanaman untuk fotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.


c. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu di antisipasi dengan mengubah perilaku penggunanya. Penggunaan kendaraan pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar jika tidak ada pengaturan penggunaan kendaraan pribadi dengan baik. Penggunaan transportasi umum yang dapat mengangkut sekaligus banyak orang dapat mengurangi emisi karbonn dioksida di udara.


2.  Langkah Antisipasi secara Kolektif

a.  Menggunakan energi alternatif

Penggunaan energi alternatif terbarui perlu dilakukan di Indonesia. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil diusahakan diganti dengan energi bersih seperti sinar Matahari, air, angin, biomassa, dan panas Bumi.


b. Melestarikan hutan

Masyarakat dan pemerintah harus berupaya bersama dalam menjaga hutan dari bahaya kebakaran dan penebangan liar agar luas hutan tidak berkurang.


c.  Menghapus penggunaan CFC

Untuk menghentikan penggunaan CFC pada peralatan pendingin, dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan bantuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan pendingin agar dapat mengelola penggunaan CFC.


d. Memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi

Uji emisi dilakukan untuk memastikan kinerja mesin kendaraan dalam kondisi prima. Uji emisi harus dilakukan dengan benar karena mesin yang prima akan mengurangi pembuangan gas karbon dioksida. Dengan demikian, dapat menjaga lingkungan dan hemat bahan bakar.


3.  Mengurangi Gas Karbon Dioksida

Untuk mengurangi gas CO2 yang ada di udara, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.


a. Menanam dan memelihara tumbuhan dalam jumlah banyak. Tumbuhan akan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Di seluruh dunia, tingkat penebangan hutan sangat tinggi, sedangkan tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali akibat tanah yang tidak subur lagi.

b. Mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, misalnya air, angin, panas Bumi dan sinar matahari.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »