A. Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan
global terjadi akibat meningkatnya
suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan Bumi. Berdasarkan
penelitian, saat ini suhu permukaan Bumi telah menunjukkan peningkatan sebesar
0,6 oC dalam satu abad terakhir.
Peningkatan ini terlihat kecil, tetapi dampaknya ternyata sangat
besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Gejala terjadinya pemanasan global dapat
diamati dan dirasakan misalnya terjadinya pergantian musim yang tidak dapat
diprediksi, sering terjadi angin puting beliung, banjir dan kekeringan di
wilayah yang tidak biasa mengalaminya, dan terumbu karang memutih.
B.
Penyebab Pemanasan Global
Atmosfer
adalah lapisan udara yang menyelubungi Bumi. Atmosfer terdiri atas beberapa
lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, ionosfer dan eksosfer. Dari keempat
lapisan tersebut, troposfer dan stratosfer memiliki kaitan dengan bahasan kita
mengenai pemanasan global.
Lapisan
troposfer terletak paling dekat dengan permukaan bumi. Tebalnya
antara 9 km di atas kutub hingga 18 km di atas khatulistiwa. Pada lapisan ini
terjadi fenomena alam diantaranya hujan, angin, awan, tenan udara. Lapisan
stratosfer terletak di atas troposfer dengan ketinggian sekitar 18-60 km dari
permukaan bumi. Pada lapisan stratosfer terdapat lapisan ozonosfer yang
terkonsentrasi pada ketinggian sekitar 22 km. Lapisan ozonosfer berfungsi
sebagai pelindung permukaan Bumi dan rasis berbahaya (UV).
Atmosfer
mengandung gas-gas seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2),
nitrogen (N2), dan hidrogen (H2). Dengan demikian
atmosfer sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Selain menyediakan udara
pernapasan bagi makhluk hidup, atmosfer juga melindungi Bumi dari sinar
Matahari, terutama sinar ultraviolet. Atmosfer juga sebagai pengatur suhu Bumi
sehingga suhu Bumi sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup.
1.
Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya
Efek
rumah kaca pertama kali dikemukakan oleh Joseph Fourier pada tahun
1824. Efek rumah kaca adalah proses alami atmosfer menghangatkan planet.
Prosesnya berlangsung sebagai berikut. Sebagian besar energi dari sinar
Matahari yang menyinari Bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Jika cahaya ini mengenai permukaan Bumi, akan berubah menjadi energi
panas dan akan menghangatkan Bumi.
Sinar Matahari ke Bumi yang datang akan menghalangi hal sebagai
berikut.
b.
25 % diserap oleh awan
c.
45 % diserap oleh permukaan Bumi.
d. 5
% dipantulkan kembali oleh permukaan Bumi.
Jadi,
efek rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan oleh permukaan Bumi
terperangkap oleh gas-gas atmosfer sehingga tidak dapat diteruskan ke luar
angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan Bumi.
Efek rumah kaca ini menguntungkan bagi makhluk hidup untuk
menunjang kehidupannya. Jika tidak ada efek rumah kaca rata-rata suhu di
permukaan Bumi dapat mencapai – 18 oC yang tidak mendukung
kehidupan sebagian besar makhluk hidup.
Akan tetapi, efek rumah kaca yang berlebihan juga berbahaya bagi
kehidupan di Bumi. Jika berlebihan peningkatan suhu permukaan Bumi akan
berpengaruh pada iklim sehingga kehidupan makhluk hidup terganggu. Peningkatan
efek rumah kaca ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca
di atmosfer.
2.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Atmosfer
mengandung banyak gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dinitrogen oksida (N2O), uap air, klorofluorida (CFC),
hidrofluorokarbon (HFC), dan sulfur heksafluorida (SF6).
Gas-gas tersebut memiliki sifat memerangkap panas sehingga panas
yang dipantulkan oleh permukaan Bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Oleh
karena bersifat seerti kaca, gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca. Di
antara gas-gas tersebut, gas karbon dioksida (CO2) yang paling berperan
menyebabkan pemanasan global.
Kenaikan
konsentrasi gas CO2 di atmosfer dapat disebabkan oleh aktivitas
manusia yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar
organik lainnya. Contohnya antara lain sebagai berikut.
a.Pembakaran
bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik.
b.Pembakaran
minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor.
c.Pembakaran
gas alam, misalnya untuk keperluan memasak.
C.
Dampak Pemanasan Global
1.
Perubahan Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah
kondisi atmosfer rata-rata di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relatif
singkat. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari
suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam waktu yang lama.
Meningkatnya
suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah cuaca
dan iklim di berbagai wilayah Bumi, terutama di daerah Kutub Utara. Dampak
pemanasan global terhadap perubahan iklim, diantaranya sebagai berikut.
a. Gunung-gunung
es akan mencair dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut.
b.Di
daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan lebih cepat
mencair.
c. Curah
hujan akan meningkat dan badai akan lebih sering terjadi.
d. Air
tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah akan lebih kering dari
sebelumnya.
e. Angin
akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda sehingga terjadi angin
puting beliung yang lebih besar.
f. Pola
cuaca menjadi lebih ekstrem, terjadi hujan ekstrem atau kekeringan
ekstrem di berbagai wilayah.
2.
Kenaikan Permukaan Air Laut
Ketika
atmosfer menghangat, permukaan air laut juga akan menghangat sehingga volume
air laut akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan air laut.
3.
Menurunkan Hasil Pertanian
Pemanasan
global juga berdampak pada pertanian. Dampak perubahan iklim akibat pemanasan
global terhadap ketah ketahanan pangan, di antaranya sebagai berikut.
a. Kekeringan
di wilayah pertanian mengakibatkan tanaman pertanian rusak.
b. Banjir
di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal
panen.
c. Kerawananan
pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan
banjir.
d. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat
populasinya akibat perubahan iklim.
4.
Pengaruh terhadap Hewan dan Tumbuhan
Selain
manusia, hewan dan tumbuhan juga menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak
pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah.
Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak
organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil.
5.
Pengaruh terhadap Kesehatan Manusia
Pemanasan
global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia, di antaranya sebagai berikut.
a.
Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, penyakit demam berdarah dengue
(DBD) dan malaria merupakan penyakit daerah tropis yang saat ini telah menyebar
ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di daerah subtropis yang saat ini
menjadi lebih hangat sehingga organisme patogen dapat berkembang biak di daerah
subtropis.
b.
Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca
panas, misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung, dan ginjal.
c.
Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih
hangat memperbanyak polutan seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan.
d.
Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan, kemudian dapat
menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.
D.
Upaya Pengendalian Pemanasan Global
1.
Mengubah Perilaku Pribadi
a.
Hemat listrik
Sebagian
besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar
fosil. Dengan demikian, secara tidak langsung hemat listrik juga akan
mengurangi kadar CO2 di atmosfer.
b.
Menanam pohon
Oleh
karena CO2 digunakan oleh tanaman untuk fotosintesis, maka
penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah
CO2 di atmosfer.
c.
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
Kendaraan
bermotor sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan,
juga perlu di antisipasi dengan mengubah perilaku penggunanya. Penggunaan
kendaraan pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar jika tidak
ada pengaturan penggunaan kendaraan pribadi dengan baik. Penggunaan
transportasi umum yang dapat mengangkut sekaligus banyak orang dapat mengurangi
emisi karbonn dioksida di udara.
2.
Langkah Antisipasi secara Kolektif
a.
Menggunakan energi alternatif
Penggunaan
energi alternatif terbarui perlu dilakukan di Indonesia. Pembangkit listrik
berbahan bakar fosil diusahakan diganti dengan energi bersih seperti sinar
Matahari, air, angin, biomassa, dan panas Bumi.
b.
Melestarikan hutan
Masyarakat
dan pemerintah harus berupaya bersama dalam menjaga hutan dari bahaya kebakaran
dan penebangan liar agar luas hutan tidak berkurang.
c.
Menghapus penggunaan CFC
Untuk
menghentikan penggunaan CFC pada peralatan pendingin, dapat dilakukan dengan
memberikan penyuluhan dan bantuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan
pendingin agar dapat mengelola penggunaan CFC.
d.
Memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi
Uji
emisi dilakukan untuk memastikan kinerja mesin kendaraan dalam kondisi prima.
Uji emisi harus dilakukan dengan benar karena mesin yang prima akan mengurangi
pembuangan gas karbon dioksida. Dengan demikian, dapat menjaga lingkungan dan
hemat bahan bakar.
3.
Mengurangi Gas Karbon Dioksida
Untuk
mengurangi gas CO2 yang ada di udara, dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut.
a.
Menanam dan memelihara tumbuhan dalam jumlah banyak. Tumbuhan akan menyerap
karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara.
Di seluruh dunia, tingkat penebangan hutan sangat tinggi, sedangkan tanaman
yang tumbuh kembali sedikit sekali akibat tanah yang tidak subur lagi.
b.
Mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, misalnya
air, angin, panas Bumi dan sinar matahari.
EmoticonEmoticon