Showing posts with label Kelas 7. Show all posts
Showing posts with label Kelas 7. Show all posts

Materi IPA Fisika Kelas 7: Rangkuman Kalor dan Perpindahannya

10:01 AM Add Comment

A. Pengertian Kalor
Kalor adalah energy panas yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke suatu benda yang bersuhu rendah. Karena termasuk bentuk energy, satuan kalor adalah Joule (J). Satuan kalor yang lain adalah kalori dan kilokalori. Satu kalori adalah jumlah energy panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air hingga naik sebesar 1 oC.
 
Kalor dan Perpindahannya
1. Kalor pada Perubahan Suhu Benda
Jika benda itu mendapatkan kalor maka suhu benda itu akan naik. Sebaliknya jika kalor dilepaskan dari benda itu, maka suhu benda itu akan turun. Besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu bergantung pada jenis benda itu, kenaikkan suhu dan massa benda, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

Q = m x c x AT
dengan,
Q = banyaknya kalor yang diperlukan
m = massa benda (kg)
AT = perubahan suhu (K atau oC)

2. Kalor pada Perubahan Wujud Benda
Pada saat  perubahan wujud tidak terjadi perubahan suhu. Kalor untuk mengubah wujud zat disebut kalor laten.

Q = m x U atau Q = m x L
Q = kalor yang dibutuhkan/dilepaskan untuk berubah wujud (J)
m = massa benda (kg)
L = kalor lebur atau kalor beku (J/kg)
U = kalor uap atau kalor pengembunan (J/kg).

Berikut adalah perubahan wujud yang terjadi pada zat, antara lain :


1) Mencair
Adalah perubahan wujud zat padat menjadi cair. Pada waktu zat mencair membutuhkan energi kalor. Sebagai contoh adalah peristiwa mencair, antara lain: es dipanaskan, lilin dipanaskan dan lain-lain.

2) Membeku
Adalah perubahan wujud zat cair menjadi padat. Pada waktu zat membeku, maka zat akan melepaskan energi kalornya. Contoh dari peristiwa membeku antara lain: air yang didinginkan di bawah 00C, lilin cair yang didinginkan, dan lain-lain. 

3) Menguap
Adalah perubahan wujud zat cair menjadi gas. Pada waktu tersebut, zat akan membutuhkan energi kalor. Contohnya : minyak wangi, air dipanaskan sampai mendidih, d
an lain-lain.

4) Mengembun
Adalah perubahan wujud zat gas menjadi cair. Pada saat terjadi pengembunan zat akan melepaskan energi kalor. Contoh : gelas yang berisi es bagian luarnya basah, titik air di pagi hari pada tumbuhan hijau, d
an lain-lain.

5) Menyublim
Adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas.
Ketika terjadi proses penyubliman maka zat akan membutuhkan energi kalor. Contohnya: kapur barus (kamper), obat hisap , dan lain-lain.

6) Mengkristal atau menghablur
Adalah perubahan wujud zat gas menjadi padat. Pada waktu pengkristalan zat akan melepaskan energi kalor. Contohnya : salju, gas yang didinginkan, dan lain-lain.



B. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah  dengan 3 (tiga) macam cara, antara lain: 1). konduksi atau hantaran, 2).konveksi atau aliran, dan 3). radiasi atau pancaran.

a. Konduksi atau hantaran
Konduksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat, tetapi tanpa disertai oleh perpindahan partikel-partikel zat tersebut.

Berdasarkan daya hantar kalor, benda dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Konduktor
Konduktor merupakan zat yang mempunyai daya hantar kalor dengan baik. Sebagai contoh adalah besi, baja, tembaga, aluminium, dan lain-lain.



2) Isolator
Isolator merupakan zat yang mempunyai daya hantar kalor kurang baik. Sebagai contoh adalah: kayu, plastik, kertas, kaca, air, dsb. Kita dapat memperhatikan peralatan rumah tangga yang memanfaatkan konsep konduksi misalnya setrika listrik, solder. Sedangkan untuk yang bersifat isolator contohnya adalah pegangan pada setrika, dsb. (teman-teman mencari contoh sendiri)

b. Konveksi atau aliran
Konveksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat dengan disertai juga dengan perpindahan partikel - partikel zat tersebut. Konveksi terjadi oleh sebab perbedaan massa jenis zat. Teman-teman bisa memahami peristiwa konveksi, antara lain:

1) Pada zat cair oleh sebab adanya perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas.

2) Pada zat gas oleh sebab perbedaan tekanan udara, contohnya adalah terjadinya angin darat dan angin laut, sistem pada ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin di dalam ruangan dipasang AC/ kipas angin dari pada suhu yang berada di luar ruangan, dan cerobong asap pabrik.


c. Radiasi atau pancaran
Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Pada saat pramuka, teman-teman akan membuat api unggun, dan teman-teman akan merasa hangatnya api tersebut. Bagai mana hangatnya api unggun tersebut sampai ke badan teman-teman? Kalor yang teman-teman terima dari nyala api unggun adalah dikarenakan oleh energi pancaran. Termoskop adalah  alat yang dipakai untuk mengetahui adanya radiasi kalor atau energi pancaran kalor.
Manfaat Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut contoh penerapan perpindahan kalor secara radiasi yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.

a. Pada saat siang hari yang suhunya panas, orang akan lebih suka untuk memakai baju yang warnnya cerah daripada memakai baju yang warnanya gelap. Tujuannya adalah supaya mengurangi penyerapan kalor.

b. Cat mobil/ motor dibuat dengan cat yang mengkilap supaya mengurangi penyerapan kalor.

c. Memakai jaket yang tebal atau memakai selimut yang tebal pada waktu suhu udara dingin, maka badanmu akan lebih terasa nyaman. Udara adala termasuk isolator yang baik.

d. Termos
Dinding termos dilapisi perak. Tujuan dilapisi perak adalah untuk mencegah terhadap hilangnya kalor secara radiasi. Pada dinding kaca termos terdapat ruang hampa memiliki tujuan untuk mencegah perpindahan kalor secara konveksi.

Materi IPA Fisika Kelas 7: Rangkuman Suhu dan Perubahannya

2:03 AM Add Comment

Tangan atau indra peraba kita tidak dapat mengukur suhu dengan akurat.  Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran atau derajat panas dan dinginnya suatu benda. Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
 
Termometer
Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik suatu zat. Sifat termometrik merupakan sifat-sifat benda yang  dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda tersebut. Beberapa sifat termometrik benda, antara lain sebagai berikut.

1. Perubahan suhu; misalnya es (zat padat) apabila dipanaskan, maka akan melebur menjadi air (zat cair).
2. Perubahan volume; milsanya apabila udara di dalam plastik tertutup direndam di air panas, maka akan memuai hingga plastik mengembang.
3. Perubahan daya hantar listrik, apabila kabel (kawat penghantar listrik) dipanaskan, maka nyala lampu dalam rangkaian akan meredup karena daya hantar listrik pada kabel berkurang.
4. Perubahan warna; misalnya apabila sebatang besi dipanaskan, maka besi akan berpijar.

Jenis-jenis Termometer
a. Termometer Zat Cair
Termometer yang sering digunakan adalah termometer yang terbuat dari tabung kaca berisi zat cair. Sifat termometrik dari zat cair yaitu adanya perubahan volume, yaitu memuai ketika dipanaskan dan menyusut pada saat didinginkan.

Zat cair yang digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah alkohol dan raksa. Alkohol dan raksa dipilih karena memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan zat lainnya.

1. Kelebihan alkohol sebagai pengisi thermometer antara lain: pemuaiannya teratur, memiliki koeisien muai yang besar, dan memiliki titik beku yang rendah (-115°C), sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah.

Sedangkan kelemahan alkohol sebagai zat pengisi thermometer antara lain: membasahi dinding kaca, memiliki titik didih rendah (80 °C), sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi, dan kalor jenisnya tinggi, sehingga membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhu.

2. Kelebihan raksa sebagai zat pengisi thermometer antara lain: warnanya mengilap, sehingga mudah dilihat, tidak membasahi dinding kaca, mudah menyesuaikan dengan suhu sekitarnya, dan titik didihnya tinggi (357 °C), sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tingi.

Sedangkan kelemahan raksa sebagai zat pengisi thermometer antara lain: harga raksa mahal, tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah, dan raksa termasuk zat beracun, sehingga berbahaya jika tabung pecah.

1) Termometer Klinis
Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Skala ukurnya hanya 35-42 C. Termometer ini menggunakan zat muai raksa (Hg) dan merupakan termometer maksimum karena hanya dapat mengukur suhu tertinggi.

2) Termometer Maksimum – Minimum Six-Bellani
Termometer Maksimum-Minimum Six-Bellani digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat. Skala ukurnya antara – 20 – 50 0C, menggunakan zat muai alkohol dan raksa yang dilengkapi dengan keping baja sebagai penunjuk skala.

3) Termometer Ruang
Ciri-ciri termometer ruang adalah sebagai berikut.
a) untuk mengukur suhu ruangan.
b) menggunakan zat muai logam, tetapi ada pula yang menggunakan raksa.
c) merupakan jenis thermometer maksimum.

4)Termometer Laboratorium
Ciri-ciri termometer laboratorium adalah sebagai berikut.
a) digunakan  dalam percobaan, penelitian atau pengukuran ilmiah lainnya.
b) menggunakan zat muai raksa.
c) skala ukurnya lebar, hingga di bawah nol.
d) terdapat jenis thermometer laboratorium yang sengaja tidak diberi skala agar dapat digunakan untuk praktik penentuan skala.

b. Termometer Zat Padat
1) Termometer Bimetal
Termometer bimetal digunakan sebagai bahan untuk menunjukkan adanya perubahan suhu, dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.

2) Termometer Hambatan
Hambatan listrik pada kawat logam akan bertambah jika dipanaskan. Sifat termometrik ini  dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer hambatan.

3) Termokopel
Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL ini yang dimanfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.

c. Termometer Zat Gas
Termometer gas biasanya terdapat dilaboratorium untuk kegiatan penelitian. Selain itu juga digunakan dalam kegiatan industry, misalnya pabrik-pabrik farmasi dan pabrik-pabrik yang sering berhubungan dengan gas dalam produksi.

d) Termometer Optis
1) Pirometer
Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda yang sangat panas dapat digunakan untuk menunjukkan suhu. Sifat termometrik ini digunakan untuk mengukur suhu pada termometrik.

2) Termometer Inframerah
Termometer ini digunakan pada besi yang masih membara di pabrik pengolahan besi atau baja.

Penentuan Skala Pada Termometer
Skala termometer dibuat berdasarkan dua titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Pada umumnya, titip tetap bawah ditentukan berdasarkan titik lebur es murni (suhu es murni yang sedang mencair).

Sementara itu, titip tetap atas didasarkan pada titik didih air murni (suhu air murni yang sedang mendidih) pada tekanan 1 atmosfer. Rentang antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi beberapa bagian atau skala. Terdapat empat macam skala termometer, sebagai berikut.
1.  Skala Celcius
Skala Celcius dibuat oleh Anders Celcius (1701 – 1744). Anders Celcius menentukan titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 0°C.

Sedangkan titik tetap atasnya itentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 100°C. Anders Celcius membagi rentang angka tersebut ke dalam 100 bagian skala dengan setiap bagian (skala) menunjukkan suhu sebesar 1°C.

2.  Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dibuat oleh Danile Gabriel Fahrenheit (1686 – 1736). Titik tetap bawah pada skala Fahrenheit ditentukan berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 32°F.

Sedangkan titik tetap atasnya ditentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 212°F. Selanjutnya, rentang angka tersebut dibagi ke dalam 180 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1°F.

3.  Skala Reamur
Skala Reamur dibuat oleh Rene Antonie Ferchault de Reaumur. Titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah ditandai dengan angka 0°R dan titik didih air murni sebagai titik tetap atas ditandai dengan angka 80°R. Rentang antara kedua titik tetap tersebut dibagi menjadi 80 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1°R.

4.  Skala Kelvin
Berbeda dengan skala yang lain, skala Kelvin dibuat berdasarkan batasan energi kinetik yang dimiliki oleh benda. Skala Kelvin dibuat oleh L.W. Thomson Kelvin (1824 – 1907).
Thomson menetapkan skala nol mutlak sebesar -273°C, yaitu berdasarkan gerak partikel yang bertambah lambat dan berhenti pada suhu -273°F.

Akibat Perubahan Suhu
1. Pemuaian Zat Padat
Proses pemuaian zat padat dapat kamu lihat saat kamu memanaskan batang logam. Batang logam tersebut bertambah panjang. Jika zat padat dipanaskan, gerakan partikel zat padat akan semakin cepat dan saling menumbuk dengan partikel di dekatnya.

Hal ini mengakibatkan jarak antarpartikel menjadi renggang dan zat tersebut menjadi bertambah panjang. Pertambahan bisa semakin besar jika waktu pemanasan semakin lama dan suhu semakin besar. Alat untuk mengetahui adanya pemuaian zat padat disebut Musschenbroek.

Besarnya pemuaian zat padat jika zat padat dipanaskan dari T1 oC menjadi T2 oC dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
L2 = L1 ( 1 + a (T2 – T1))
dengan,
L1 = panjang zat padat pada suhu T1 oC
L2 = panjang zat padat pada suhu T2 oC
a = koefisien muai panjang
T1 = suhu benda sebelum dipanaskan
T2 = suhu benda setelah dipanaskan

2. Pemuaian Zat Cair
Proses pemuaian pada zat cair terjadi, misalnya saat kamu memasak air dalam panic sampai penuh. Ketika mendidih air itu akan tumpah. Proses pemuaian zat cair berbeda-beda bergantung pada besar koefisien muai volume. Jika semakin besar koefisien muai volume suatu zat, maka semakin besar pemuaiannya. Besar pemuaian volume pada zat padat dan zat cair dapat ditentukan dengan rumus berikut.
V2 = V1 (1 + Y(T2 – T1))
dengan,
V2 = volume pada suhu T2
V1 = volume pada suhu T1
Y = koefisien muai ruang
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir

3. Pemuaian Zat Gas
Proses pemuaian zat gas terjadi jika gas tersebut mendapat kalor yang semakin besar. Misalnya kamu meniup balon dan balon tersebut kamu letakkan di halaman yang terkena terik sinar Matahari. Lama-kelamaan balon itu akan pecah.
Besar pemuaian gas pada tekanan tetap dapat dirumuskan sebagai berikut.
V1 = Vo (1 + (T2 – T1)/273))
V1 = volume gas setelah dipanaskan
Vo = volume gas sebelum dipanaskan
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal

Materi IPA Kelas 7 SMP/MTs: Rangkuman Pemanasan Global

8:07 AM Add Comment

A.  Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan Bumi. Berdasarkan penelitian, saat ini suhu permukaan Bumi telah menunjukkan peningkatan sebesar 0,6 oC dalam satu abad terakhir. 


Peningkatan ini terlihat kecil, tetapi dampaknya ternyata sangat besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Gejala terjadinya pemanasan global dapat diamati dan dirasakan misalnya terjadinya pergantian musim yang tidak dapat diprediksi, sering terjadi angin puting beliung, banjir dan kekeringan di wilayah yang tidak biasa mengalaminya, dan terumbu karang memutih.
Pemanasan Global

B. Penyebab Pemanasan Global 

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi Bumi. Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, ionosfer dan eksosfer. Dari keempat lapisan tersebut, troposfer dan stratosfer memiliki kaitan dengan bahasan kita mengenai pemanasan global. 


Lapisan troposfer terletak paling  dekat dengan permukaan bumi. Tebalnya antara 9 km di atas kutub hingga 18 km di atas khatulistiwa. Pada lapisan ini terjadi fenomena alam diantaranya hujan, angin, awan, tenan udara. Lapisan stratosfer terletak di atas troposfer dengan ketinggian sekitar 18-60 km dari permukaan bumi. Pada lapisan stratosfer terdapat lapisan ozonosfer yang terkonsentrasi pada ketinggian sekitar 22 km. Lapisan ozonosfer berfungsi sebagai pelindung permukaan Bumi dan rasis berbahaya (UV).


Atmosfer mengandung gas-gas seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), nitrogen  (N2), dan hidrogen (H2). Dengan demikian atmosfer sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Selain menyediakan udara pernapasan bagi makhluk hidup, atmosfer juga melindungi Bumi dari sinar Matahari, terutama sinar ultraviolet. Atmosfer juga sebagai pengatur suhu Bumi sehingga suhu Bumi sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup.


1. Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya

Efek rumah kaca pertama kali dikemukakan  oleh Joseph Fourier pada tahun 1824. Efek rumah kaca adalah proses alami atmosfer menghangatkan planet. Prosesnya berlangsung sebagai berikut. Sebagian besar energi dari sinar Matahari yang menyinari Bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Jika cahaya ini mengenai permukaan Bumi, akan berubah menjadi energi panas dan akan menghangatkan Bumi. 


Sinar Matahari ke Bumi yang datang akan menghalangi hal sebagai berikut.
a. 25 % dipantulkan kembali ke angkasa   oleh awan dan partikel di atmosfer.

b. 25 % diserap oleh awan

c.  45 % diserap oleh permukaan Bumi.

d.  5 % dipantulkan kembali oleh permukaan Bumi.

     
Jadi, efek rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan oleh permukaan Bumi terperangkap oleh gas-gas atmosfer sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. 


Efek rumah kaca ini menguntungkan bagi makhluk hidup untuk menunjang kehidupannya. Jika tidak ada efek rumah kaca rata-rata suhu di permukaan Bumi dapat mencapai – 18 oC yang tidak mendukung kehidupan sebagian besar makhluk hidup. 


Akan tetapi, efek rumah kaca yang berlebihan juga berbahaya bagi kehidupan di Bumi. Jika berlebihan peningkatan suhu permukaan Bumi akan berpengaruh pada iklim sehingga kehidupan makhluk hidup terganggu. Peningkatan efek rumah kaca ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer.


2.  Meningkatnya Gas Rumah Kaca

Atmosfer mengandung banyak gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), uap air, klorofluorida (CFC), hidrofluorokarbon (HFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). 


Gas-gas tersebut memiliki sifat memerangkap panas sehingga panas yang dipantulkan oleh permukaan Bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Oleh karena bersifat seerti kaca, gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca. Di antara gas-gas tersebut, gas karbon dioksida (CO2) yang paling berperan menyebabkan pemanasan global.


Kenaikan konsentrasi gas CO2 di atmosfer dapat disebabkan oleh aktivitas manusia yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya. Contohnya antara lain sebagai berikut.

a.Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik.

b.Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor.

c.Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak.


C.  Dampak Pemanasan Global

1.  Perubahan Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah kondisi atmosfer rata-rata di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relatif singkat. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam waktu yang lama.


Meningkatnya suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah cuaca dan iklim di berbagai wilayah Bumi, terutama di daerah Kutub Utara. Dampak pemanasan global terhadap perubahan iklim, diantaranya sebagai berikut.


a. Gunung-gunung es akan mencair dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut.

b.Di daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan lebih cepat mencair.

c. Curah hujan akan meningkat dan badai akan lebih sering terjadi.

d. Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah akan lebih kering dari sebelumnya.

e. Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda sehingga terjadi angin puting beliung yang lebih besar.

f. Pola cuaca menjadi lebih ekstrem, terjadi hujan  ekstrem atau kekeringan ekstrem di berbagai wilayah.


2.  Kenaikan Permukaan Air Laut

Ketika atmosfer menghangat, permukaan air laut juga akan menghangat sehingga volume air laut akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan air laut.


3.  Menurunkan Hasil Pertanian

Pemanasan global juga berdampak pada pertanian. Dampak perubahan iklim akibat pemanasan global terhadap ketah ketahanan pangan, di antaranya sebagai berikut.

a. Kekeringan di wilayah pertanian mengakibatkan tanaman pertanian rusak.

b. Banjir di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal panen.

c. Kerawananan pangan  akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir.

d. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat populasinya akibat perubahan iklim.

4.  Pengaruh terhadap Hewan dan Tumbuhan

Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil.


5.  Pengaruh terhadap Kesehatan Manusia

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, di antaranya sebagai berikut.


a. Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merupakan penyakit daerah tropis yang saat ini telah menyebar ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di daerah subtropis yang saat ini menjadi lebih hangat sehingga organisme patogen dapat berkembang biak di daerah subtropis.


b. Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca panas, misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung, dan ginjal.


c. Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat memperbanyak polutan seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan.


d. Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan, kemudian dapat menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.


D. Upaya Pengendalian Pemanasan Global

1.  Mengubah Perilaku Pribadi

a.  Hemat listrik

Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, secara tidak langsung hemat listrik juga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer.


b.  Menanam pohon

Oleh karena CO2 digunakan oleh tanaman untuk fotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.


c. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu di antisipasi dengan mengubah perilaku penggunanya. Penggunaan kendaraan pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar jika tidak ada pengaturan penggunaan kendaraan pribadi dengan baik. Penggunaan transportasi umum yang dapat mengangkut sekaligus banyak orang dapat mengurangi emisi karbonn dioksida di udara.


2.  Langkah Antisipasi secara Kolektif

a.  Menggunakan energi alternatif

Penggunaan energi alternatif terbarui perlu dilakukan di Indonesia. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil diusahakan diganti dengan energi bersih seperti sinar Matahari, air, angin, biomassa, dan panas Bumi.


b. Melestarikan hutan

Masyarakat dan pemerintah harus berupaya bersama dalam menjaga hutan dari bahaya kebakaran dan penebangan liar agar luas hutan tidak berkurang.


c.  Menghapus penggunaan CFC

Untuk menghentikan penggunaan CFC pada peralatan pendingin, dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan bantuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan pendingin agar dapat mengelola penggunaan CFC.


d. Memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi

Uji emisi dilakukan untuk memastikan kinerja mesin kendaraan dalam kondisi prima. Uji emisi harus dilakukan dengan benar karena mesin yang prima akan mengurangi pembuangan gas karbon dioksida. Dengan demikian, dapat menjaga lingkungan dan hemat bahan bakar.


3.  Mengurangi Gas Karbon Dioksida

Untuk mengurangi gas CO2 yang ada di udara, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.


a. Menanam dan memelihara tumbuhan dalam jumlah banyak. Tumbuhan akan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Di seluruh dunia, tingkat penebangan hutan sangat tinggi, sedangkan tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali akibat tanah yang tidak subur lagi.

b. Mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, misalnya air, angin, panas Bumi dan sinar matahari.