Materi IPA Kelas 7: Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

10:34 PM
Hutan merupakan salah satu ekosistem darat yang kaya akan tumbuhan dan satwa. Keberadaan hutan sangatlah dibutuhkan karena berfungsi untuk mempertahankan siklus oksigen, karbondioksida dan air yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup semua organisme, sebagai penampung air tanah, pencegah erosi, banjir dan mempertahankan kesuburan tanah, menahan angin, tempat dan sumber makanan tumbuhan dan satwa, penghasil obat-obat alami, serta  sumber bahan industri dan perumahan. Begitu banyaknya manfaat hutan sehingga mendorong manusia untuk mengeksploitasinya secara besar-besaran.

Eksploitasi hutan oleh manusia dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pembakaran hutan untuk lahan pertanian, perkebunan, dan ladang berpindah, serta penggundulan hutan atau penebangan liar untuk diambil kayunya. Eksploitasi hutan secara besar-besaran tanpa memperhitungkan prinsip ekologi akan merugikan manusia sendiri.

Penebangan hutan mengakibatkan punahnya organisme yang hidup didalamnya, suhu lingkungan meningkat, terjadinya erosi, tanah longsor, kekeringan ketika musim kemarau, dan banjir ketika musim hujan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan hutan, di antaranya dengan cara sebagai berikut.

a. Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat hutan dan dampak kerusakan hutan.
b. Penebangan dan penanaman kembali harus seimbang.
c. Reboisasi dan penghijauan untuk memperbaiki kerusakan hutan.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran (polusi) lingkungan adalah masuknya bahan anorganik atau organik atau organisme ke lingkungan yang dapat mengganggu atau membahayakan organisme di lingkungan tersebut. Pencemaran lingkungan dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah dan pencemaran suara.
 
Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya
1. Pencemaran Air
Dikatakan terjadi pencemaran air jika masuknya bahan pencemar (polutan) ke lingkungan air. Polutan dapat berasal dari rumah tangga, limbah industri, dan pertanian. Limbah cair atau air limbah merupakan air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, pertambangan dan lain-lain yang di buang ke perairan dan dapat menurunkan kualitas perairan.

Berdasarkan definisi tersebut, air limbah dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu air limbah domestik yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung seperti kegiatan rumah tangga (misalnya detergen) dan pasar serta air limbah nondomestik yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung seperti industri-industri pertambangan, peternakan, pertanian, dan sebagainya. Dampak dari pencemaran air sebagai berikut.

a. Timbulnya endapan, koloid, dan bahan terlarut.
Endapan, koloid, dan bahan-bahan terlarut dapat berasal dari bahan-bahan buangan industri, obat-obatan, dan pupuk pertanian. Bahan-bahan tersebut dapat menghalangi cahaya Matahari masuk ke perairan sehingga proses fotosintesis tumbuhan air terganggu. Bahan buangan industri berupa logam berat seperti air raksa, kadmium, dan timbal dapat terserap oleh tumbuhan air. 

Di dalam tubuh tumbuhan, logam tersebut tidak dapat diuraikan dan menumpuk di dalam jaringan lemak tubuh. Apabila tumbuhan dimakan oleh ikan, logam tersebut akan menumpuk di dalam tubuh ikan. Apabila ikan yang mengandung logam dikonsumsi manusia, maka logam tersebut akan terakumulasi di dalam tubuh manusia. Pada awalnya, logam tersebut tidak menimbulkan gangguan. Akan tetapi, apabila kadarnya telah mencapai tingkat tetentu, dapat mengganggu fungsi tubuh, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

b. Perubahan derajat keasaman (pH).
Derajat keasaman (pH) optimal untuk kehidupan organisme yaitu antara 6,5 sampai 7,5. Limbah industri, rumah tangga, dan pertanian di perairan akan mempengaruhi konsenterasi ion-ion hidrogen sehingga pH air akan berubah menjadi di atas 7,5 atau di bawah 6,5. Hal ini akan mengganggu kehidupan organisme akuatik.

c. Perubahan warna, bau dan rasa
Syarat air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Dengan adanya buangan limbah industri yang terlarut dalam air, maka air di perairan menjadi berwarna, berbau dan berasa. Seringkali limbah industri yang berwarna dan berbau itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi organisme akuatik. Selain itu, bau juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan yang tercemar.

d. Eutrofikasi
Limbah peternakan yaitu kotoran hewan dan pertanian (pupuk) dan peternakan dapat mengakibatkan terjadinya pengayaan nutrien di lingkungan perairan (misalnya sungai dan danau) yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi dapat meningkatkan kesuburan tumbuhan air.

Oleh karena melimpahnya tumbuhan air, maka banyak tumbuhan air yang tidak termakan oleh konsumen dan akhirnya mati mengendap di dasar perairan serta menyebabkan pendangkalan. Detritivora menggunakan sebagian besar oksigen untuk menguraikan sisa-sisa tumbuhan air yang mati sehingga biota air, termasuk ikan, akan mati karena kekurangan oksigen.

Untuk mengatasi polusi air, dapat dilakukan upaya berikut.
      1) Mengolah limbah cair industri sebelum dibuang ke perairan.
      2) Tidak membuang sampah ke perairan atau selokan.
      3)  Tidak membuang sisa pestisida ke perairan.
      4)  Secara rutin membersihkan perairan.
      5)  Menggunakan sabun dan detergen yang dapat terurai di lingkungan.

2. Pencemaran tanah
Bahan pencemar (polutan) tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu polutan yang dapat diuraikan secara alami dekomposer (biodegradable), misalnya sisa hewan dan tumbuhan, serta polutan yang tidak mudah atau tidak dapat diuraikan secara alami (nonbiodegradable), misalnya logam, pestisida, plastik, dan kaleng. Polutan nonbiodegradable dapat menyebabkan kualitas tanah menurun.

Kualitas tanah yang menurun terjadi karena bahan-bahan tersebut mengganggu kehidupan di dalam tanah, terutama aktivitas mikroba pengurai (dekomposer). Jika hal ini terjadi terus-menerus, tanah akan kehilangan prodktivitasnya (tidak dapat digunakan untuk pertanian). Hal ini akan menyulitkan manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi pencemaran tanah, di antaranya dengan cara berikut.

1. Memilah sampah yang mudah terurai dan sulit terurai.
2. Menggunakan sampah organik yang mudah terurai sebagai pupuk kompos.
3. Menggunakan kembali sampah yang sulit terurai seperti kardus, kain, botol dan plastik.
4. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
5. Mengurangi penggunaan pestisida buatan atau menggantinya dengan pestisida alami.
6. Mengolah limbah industri sebelum dibuang ke lingkungan.
7. Mengadakan penyuluhan tentang pengolahan sampah kepada masyarakat.

2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara didefinisikan sebagai masuk atau dimasukkannya mkhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya komposisi udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas udara menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya.

Zat pencemar udara diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu zat pencemar berupa partikel yang merupakan butiran halus dan masih terlihat dengan mata seperti air, debu, asap dan kabut, serta zat pencemar berupa gas yang hanya dapat dirasakan melalui penciuman atau akibat langsung. Gas-gas ini di antaranya Sox, Nox, CO, CO2 dan hidrokarbon.

a. Rusaknya lapisan ozon
Lapisan ozon dapat rusak karena bereaksi dengan radikal bebas klor yang berasal dari senyawa CFC (chlorofluorocarbon) yang banyak digunakan sebagai bahan pendingin udara (AC), lemari es, serta bahan insektisida, parfum, cat, dan rambut.

b. Pemanasan global
Meningkatnya kandungan gas-gas pencemar di udara, terutama karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, dapat menyebabkan pemanasan global. Panas matahari yang mencapai permukaan bumi, seharusnya dipantulkan ke angkasa. Namun karena Bumi diselimuti oleh gas tersebut, panas Matahari dipantulkan kembali ke permukaan Bumi dan terperangkap di atmosfer. Peristiwa ini mirip dengan peristiwa di rumah kaca sehingga dinamakan efek rumah kaca. Hal ini berdampak pada meningkatnya suhu Bumi, yang dikenal dengan pemanasan global.

c. Hujan asam
Gas Sox dapat berupa gas SO2 dan SO3 keduanya memiliki sifat berbeda. Gas SO2 akan menjadi SO3 jika bertemu dengan oksigen diudara dan membentuk garam sulfat jika bertemu dengan logam. Uap air di udara akan bereaksi dengan SO3 membentuk asam sulfat. Air hujan memiliki pH sekitar 5,6. Jika asam sulfit dan asam sulfat turun ke Bumi bersama-sama air hujan, akan terjadi hujan asam. Peristiwa tersebut dinamakan hujan asam karena air hujan tersebut mempunyai pH di bawah 5,6. Contoh hujan asam yang pernah terjadi adalah hujan asam yang turun di bagian utara-selatan Amerika, air hujannya mempunyai pH 4,0 dan pH 4,5, bahkan ada yang mencapai pH 1,9. Dampak hujan asam di antaranya tumbuhan dan hewan mati, serta rusaknya bangunan.

d. Pengaruh polusi udara pada organ tubuh manusia
Selain berpengaruh terhadap tumbuhan dan hewan, polusi udara juga berpengaruh pada manusia, misalnya organ-organ berikut.

    1) Mata, yaitu menjadi berair, pedih, dan penglihatan menjadi kabur akibat senyawa-senyawa tertentu dalam asap.
    2) Hidung, tenggorokan dan paru-paru, yaitu iritasi pada hidung, tenggorokan terasa seperti terbakar, dan partikel dapat melemahkan daya tahan paru-paru terhadap infeksi.
    3) Jantung, yaitu jantung menjadi lemah akibat sel-sel darah merah terhambat dalam menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini terjadi karena banyaknya karbonmonoksida (CO) dalam sel-sel darah.
   4) Otak, yaitu melemahnya fungsi dan koordinasi motorik karena menurunnya kadar oksigen di otak.

     Untuk mengatasi polusi udara, dapat dilakukan berbagai upaya berikut.
     1) Lokalisasi kawasan industri
     2) Tidak membakar sampah di pekarangan.
     3)  Tidak menggunakan lemari es yang memakai CFC.
     4)  Membuat taman kota dan jalur hijau.
     5)  Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
     6) Mengharuskan pabrik yang menghasilkan gas pencemar untuk memasang filter gas.
     7) Mencegah penebangan dan kebakaran hutan.
     8) Menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

4. Pencemaran Suara
Sumber pencemaran suara adalah suara bising. Suara bising merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Suara bising dapat berasal dari suara mesin pabrik, mesin kendaraan dan mesin pesawat. Tinggi rendahnya suara diukur dengan satuan desibel (dB). Sumber suara yang mengeluarkan suara di atas 80 dB akan mengganggu kesehatan manusia. Hilangnya pendengaran di mulai pada tingkat kebisingan 80-90 dB selama delapan jam, pada tingkat 120 dB akan membuat telinga sakit, dan dapat menyebabkan kematian pada tingkat 180 dB.

Upaya penanggulangan pencemaran suara adalah sebagai berikut.
a. Membuat dinding kedap suara
b. Menanam tanaman untuk meredam suara di sekitar rumah, jalan, dan pabrik
c. Mesin-mesin yang dapat mengeluarkan suara bising harus dilengkapi alat peredam suara
d. Para pekerja harus menggunakan penutup telinga untuk mencegah ketulian.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »