Materi Kelas 9: Kelangsungan Hidup Organisme

10:23 PM

Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan.

Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyeleksi organisme atau makhluk hidup yang ada di dalamnya. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan bertahan untuk keberlangsungan hidupnya, sedangkan makhluk hidup yang tidak mampu beradapatasi akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan makhluk hidup mengalami perkembangbiakan bertujuan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya akan tetap berlangsung. 
A. ADAPTASI
Pengertia adaptasi adalah suatu kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan alam atau lingkungan disekitarnya.

Macam-macam Adaptasi
Makhluk hidup beradaptasi supaya dapat bertahan hidup, bentuk adaptif ini dapat berupa warna tubuh, struktur tubuh, fungsi alat tubuh dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk membantu bertahan hidup.

Adaptasi makhluk hidup dibedakan menjadi 3 yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.

Adaptasi Morfologi
Penyesuaian diri bentuk tubuh atau alat- alat tubuh menyesuaikan dengan lingkungannya dinamakan adaptasi morfologi.
Adaptasi morfologi ini mudah kita amati pada hewan ataupun pada tumbuhan.

Macam-macam adaptasi morfologi pada tumbuhan:
Tumbuhan ada yang hidup di darat, di air, di daerah kering dan daerah lembap, karena tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka tumbuhan mempunyai ciri- ciri tertentu dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya.

Berikut macam-macam cara adaptasi tumbuhan:
a.  Adaptasi tumbuhan xerofit (hidup di daerah kering).
1) Daunnya tebal, sempit,kadang-kadang berubah bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan melalui daun menjadi sangat sedikit.

2)  Seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.

3)  Batangnya tebal dan seperti spons untuk menyimpan air.
4)  Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas.

b.  Adaptasi tumbuhan higrofit (hidup di daerah lembap)
1)   Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
2)  Dipermukaan daun memiliki banyak mulut daun atau stomata  sehingga dapat mempercepat proses penguapan. Contoh tumbuhan higrofit: tumbuhan keladi.

c.  Adaptasi tumbuhan hidrofit (hidup di air )
Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara. Contoh: enceng gondok, kiambang

Tumbuhan air yang terendam di dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh :Hydrilla,Vallisneria

Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh: teratai, kangkung.

Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat sehingga tidak roboh bila terkena ombak. Contoh: tumbuhan bakau.

Macam-macam adaptasi morfologi pada hewan:
a.  Adaptasi morfologi pada bentuk kaki dan paruh pada burung
Bentuk kaki dan paruh burung berbeda-beda sesuai dengan jenis makanan dan cara memperoleh makanan tersebut.

Burung pemakan daging mempunyai bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan biji atau burung pemakan serangga demikian pula kaki bebek berbeda dengan burung elang karena cara memperoleh makanannya juga berbeda.

1)  Paruh burung elang, bentuknya agak panjang, runcing, dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Kaki pada burung elang, ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa atau daging.

2)  Paruh bebek, berbentuk seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur dan kaki pada bebek berselaput di antara ruas jarinya untuk berjalan dan berenang di tanah berlumpur.

3)  Paruh burung pipit, bentuknya runcing, pendek tebal sesuai jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian dan tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap.

4)  Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon untuk menangkap dan memakan serangga di dalamnya. Burung pelatuk mempunyai bentuk kaki dengan dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk memanjat.

b.  Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan dengan cara mengambil makanannya.
1)  Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang bawah dan rahang atas yang kuat untuk menggigit, misalnya: jangkrik, lipas, dan belalang.
2)  Tipe mulut penjilat dan pengisap,  memiliki bibir untuk menjilat, misalnya: lalat dan lebah madu.
3)  Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk dan menghisap, misalnya: nyamuk.
4)  Tipe mulut penghisap, mempunyai alat penghisap yang panjang dan dapat digulung sehingga dapat menghisap madu yang jauh di dasar bunga, misalnya kupu-kupu.

2. Adaptasi Fisiologi
Adalah cara penyesuaian diri fungsi alat-alat tubuh atau kerja alat-alat tubuh terhadap lingkungannya. Adaptasi ini menyangkut fungsi alat- alat tubuh dan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.

Macam-macam adaptasi fisiologi:
a.  Hewan ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Di dalam saluran pencernaan hewan tersebut terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.

b.  Teredo navalis, termasuk kelompok mollusca yang hidup pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Hewan ini dapat merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya.

c.  Manusia yang biasa hidup di dataran rendah Daerah pantai dan dataran rendah mempunyai kadar oksigen lebih tinggi dari pada dataran tinggi. Oksigen diperlukan tubuh untuk oksidasi makanan, di dalam tubuh oksigen diikat oleh hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah (eritrosit), maka orang yang berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi harus mampu menyesuaikan  diri  dengan cara memproduksi hemoglobin atau eritrosit yang jumlahnya lebih banyak.

d.  Ikan yang hidup di air laut, yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan karena air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang dikeluarkan pun pekat. Sedangkan  kelebihan garam akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secara aktif.

e.  Ikan yang hidup di air tawar, mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis  air  tawar,  keadaan  demikian menyebabkan air akan masuk  secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku dinamakan adaptasi tingkah laku.

Macam-macam adaptasi tingkah laku pada hewan:
a. Cicak memutuskan ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
b.  Mamalia yang hidup di air laut, sering muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen di udara, karena alat pernapasannya berupa paru-paru yang tidak dapat mengikat oksigen yang terlarut dalam air.

c.  Pada musim dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan untuk menjaga suhu tubuhnya, melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang pada musim dingin. Demikian pula untuk hewan yang hidup di daerah gurun yang sangat panas melakukan estivasi yaitu tidur panjang pada musim kemarau supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya: kadal, katak, keong, dan lain-lain.

d. Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan Flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya ikut terkelupas.  Untuk  mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.

C. SELEKSI ALAM
Di depan telah diterangkan bahwa habitat suatu organisme dapat mengalami perubahan dan perubahan tersebut mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya, dimana organisme yang hidup di dalamnya harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

Hanya individu yang dapat beradapatasi lingkungannya akan lolos dari seleksi dan selanjutnya dapat meneruskan keturunannya (berkembangbiak), sedangkan individu yang tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungannya akan mengalami kesulitan bahkan mati  atau harus berpindah mencari tempat yang baru yang lebih sesuai.

Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi tsemua organisme yang hidup di dalamnya, hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.

1. Punahnya Spesies Tertentu
Karena adanya seleksi alam maka individu yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan akan mati dan akhirnya punah. Berikut beberapa contoh organisme yang hampir punah atau punah karena terseleksi oleh alam, yaitu:

a.  Burung puyuh liar semakin punah
Karena lingkungan yang hidup yang sesuai dengan burung puyuh semakin langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
b.  Punahnya Dinosaurus secara bersamaan

2. Terbentuknya Spesies Baru

Seleksi alam dan adaptasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari generasi ke generasi. Jika proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini disebut evolusi.

Menurut Darwin, bahwa nenek moyang burung Finch di kepulauan Galapagos berasal dari Amerika Selatan. Oleh karena suatu hal burung-burung Finch harus berpindah ke kepulauan Galapagos. 

Di kepulauan Galapagos burung Finch tersebut berpencar dalam berbagai lingkungan yang berbeda- beda akibatnya burung-burung tersebut harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya masing- masing, adaptasi ini terjadi turun temurun dan akhirnya dihasilkan variasi burung Finch yang banyak.

D. PERKEMBANGBIAKAN
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan berkembangbiak. Kemampuan berkembangbiak   setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak dengan cepat ada pula yang lambat.

Macam-macam Cara Perkembangbiakan
Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegatatif.

1. Perkembangbiakan Generatif
Ciri perkembangbiakan generatif yaitu terjadinya peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan yaitu sifat gabungan dari kedua induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan generatif antara lain:
a. Perkembangbiakan dengan biji pada tumbuhan
b. Perkembangbiakan dengan bertelur
c.  Perkembangbiakan dengan beranak atau vivipar
d.Perkembangbiakan dengan bertelur dan beranak (ovovivipar).

2. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif mempunyai ciri sebagai berikut.
a.   Memerlukan satu induk.
b.  Tidak perlu sel kelamin.
c.   Tidak didahului fertilisasi.
d.  Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
e.   Menghasilkan organisme yang sifatnya sama dengan induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan vegetatif adalah:
a. Membelah diri
b.  Membentuk tunas
c.   Umbi batang, umbi lapis
d.  Rhizoma, dan lain-lain

Pada beberapa organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif sekaligus, misalnya: Paramaecium dan beberapa hewan Coelenterata yaitu Hydra, ubur-ubur dan lain-lain.

Tingkat Reproduksi
Adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Tingkat reproduksi dikatakan tinggi apabila organisme tersebut atau makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan yang jumlahnya banyak dalam waktu singkat. Contoh: hewan Protozoa, serangga, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan  organisme yang tingkat reproduksinya rendah bila keturunan yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan dalam waktu yang lama. Contohnya: badak, gajah, banteng, orang utan, bungaRaflesia arnoldi, dan lain-lain.

Penyebab punahnya suatu organisme antara lain:
a. Tingkat reproduksinya yang rendah
b. Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, misalnya membakar dan menebang hutan untuk lahan pertanian atau perumahan. Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan kini banyak yang spesiesnya makin langka.

c.Perburuan liar, hampir semua tumbuhan dan hewan menjadi langka karena  perburuan untuk diambil bulu, kulit, tanduk dan lain-lain.

Usaha pemerintah untuk melindungi hewan langka antara lain:
a.  Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b.  Penangkaran hewan-hewan langka.
c.   Membuat undang-undang yang mengatur perburuan.

Contoh hewan yang langka di Indonesia, yaitu: harimau Jawa (Pantera tigris sondaicus), macan kumbang (Pantera pardus), tapir (Tapirus indicus), komodo    ( Varanus    komodoensis),    maleo (Macrocephalon maleo), banteng (Bos sondaicus), mandril (Nasalis larvatus), cendrawasih (Paradisea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), kakatua raja (Probociger aterrimus), buaya muara ( Crocodylus porosus). dan ular sanca hijau (Chondrophyton vindis).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »