Materi IPA Fisika Kelas 7: Rangkuman Suhu dan Perubahannya

2:03 AM

Tangan atau indra peraba kita tidak dapat mengukur suhu dengan akurat.  Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran atau derajat panas dan dinginnya suatu benda. Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
 
Termometer
Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik suatu zat. Sifat termometrik merupakan sifat-sifat benda yang  dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda tersebut. Beberapa sifat termometrik benda, antara lain sebagai berikut.

1. Perubahan suhu; misalnya es (zat padat) apabila dipanaskan, maka akan melebur menjadi air (zat cair).
2. Perubahan volume; milsanya apabila udara di dalam plastik tertutup direndam di air panas, maka akan memuai hingga plastik mengembang.
3. Perubahan daya hantar listrik, apabila kabel (kawat penghantar listrik) dipanaskan, maka nyala lampu dalam rangkaian akan meredup karena daya hantar listrik pada kabel berkurang.
4. Perubahan warna; misalnya apabila sebatang besi dipanaskan, maka besi akan berpijar.

Jenis-jenis Termometer
a. Termometer Zat Cair
Termometer yang sering digunakan adalah termometer yang terbuat dari tabung kaca berisi zat cair. Sifat termometrik dari zat cair yaitu adanya perubahan volume, yaitu memuai ketika dipanaskan dan menyusut pada saat didinginkan.

Zat cair yang digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah alkohol dan raksa. Alkohol dan raksa dipilih karena memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan zat lainnya.

1. Kelebihan alkohol sebagai pengisi thermometer antara lain: pemuaiannya teratur, memiliki koeisien muai yang besar, dan memiliki titik beku yang rendah (-115°C), sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah.

Sedangkan kelemahan alkohol sebagai zat pengisi thermometer antara lain: membasahi dinding kaca, memiliki titik didih rendah (80 °C), sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi, dan kalor jenisnya tinggi, sehingga membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhu.

2. Kelebihan raksa sebagai zat pengisi thermometer antara lain: warnanya mengilap, sehingga mudah dilihat, tidak membasahi dinding kaca, mudah menyesuaikan dengan suhu sekitarnya, dan titik didihnya tinggi (357 °C), sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tingi.

Sedangkan kelemahan raksa sebagai zat pengisi thermometer antara lain: harga raksa mahal, tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah, dan raksa termasuk zat beracun, sehingga berbahaya jika tabung pecah.

1) Termometer Klinis
Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Skala ukurnya hanya 35-42 C. Termometer ini menggunakan zat muai raksa (Hg) dan merupakan termometer maksimum karena hanya dapat mengukur suhu tertinggi.

2) Termometer Maksimum – Minimum Six-Bellani
Termometer Maksimum-Minimum Six-Bellani digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat. Skala ukurnya antara – 20 – 50 0C, menggunakan zat muai alkohol dan raksa yang dilengkapi dengan keping baja sebagai penunjuk skala.

3) Termometer Ruang
Ciri-ciri termometer ruang adalah sebagai berikut.
a) untuk mengukur suhu ruangan.
b) menggunakan zat muai logam, tetapi ada pula yang menggunakan raksa.
c) merupakan jenis thermometer maksimum.

4)Termometer Laboratorium
Ciri-ciri termometer laboratorium adalah sebagai berikut.
a) digunakan  dalam percobaan, penelitian atau pengukuran ilmiah lainnya.
b) menggunakan zat muai raksa.
c) skala ukurnya lebar, hingga di bawah nol.
d) terdapat jenis thermometer laboratorium yang sengaja tidak diberi skala agar dapat digunakan untuk praktik penentuan skala.

b. Termometer Zat Padat
1) Termometer Bimetal
Termometer bimetal digunakan sebagai bahan untuk menunjukkan adanya perubahan suhu, dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.

2) Termometer Hambatan
Hambatan listrik pada kawat logam akan bertambah jika dipanaskan. Sifat termometrik ini  dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer hambatan.

3) Termokopel
Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL ini yang dimanfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.

c. Termometer Zat Gas
Termometer gas biasanya terdapat dilaboratorium untuk kegiatan penelitian. Selain itu juga digunakan dalam kegiatan industry, misalnya pabrik-pabrik farmasi dan pabrik-pabrik yang sering berhubungan dengan gas dalam produksi.

d) Termometer Optis
1) Pirometer
Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda yang sangat panas dapat digunakan untuk menunjukkan suhu. Sifat termometrik ini digunakan untuk mengukur suhu pada termometrik.

2) Termometer Inframerah
Termometer ini digunakan pada besi yang masih membara di pabrik pengolahan besi atau baja.

Penentuan Skala Pada Termometer
Skala termometer dibuat berdasarkan dua titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Pada umumnya, titip tetap bawah ditentukan berdasarkan titik lebur es murni (suhu es murni yang sedang mencair).

Sementara itu, titip tetap atas didasarkan pada titik didih air murni (suhu air murni yang sedang mendidih) pada tekanan 1 atmosfer. Rentang antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi beberapa bagian atau skala. Terdapat empat macam skala termometer, sebagai berikut.
1.  Skala Celcius
Skala Celcius dibuat oleh Anders Celcius (1701 – 1744). Anders Celcius menentukan titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 0°C.

Sedangkan titik tetap atasnya itentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 100°C. Anders Celcius membagi rentang angka tersebut ke dalam 100 bagian skala dengan setiap bagian (skala) menunjukkan suhu sebesar 1°C.

2.  Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dibuat oleh Danile Gabriel Fahrenheit (1686 – 1736). Titik tetap bawah pada skala Fahrenheit ditentukan berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 32°F.

Sedangkan titik tetap atasnya ditentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 212°F. Selanjutnya, rentang angka tersebut dibagi ke dalam 180 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1°F.

3.  Skala Reamur
Skala Reamur dibuat oleh Rene Antonie Ferchault de Reaumur. Titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah ditandai dengan angka 0°R dan titik didih air murni sebagai titik tetap atas ditandai dengan angka 80°R. Rentang antara kedua titik tetap tersebut dibagi menjadi 80 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1°R.

4.  Skala Kelvin
Berbeda dengan skala yang lain, skala Kelvin dibuat berdasarkan batasan energi kinetik yang dimiliki oleh benda. Skala Kelvin dibuat oleh L.W. Thomson Kelvin (1824 – 1907).
Thomson menetapkan skala nol mutlak sebesar -273°C, yaitu berdasarkan gerak partikel yang bertambah lambat dan berhenti pada suhu -273°F.

Akibat Perubahan Suhu
1. Pemuaian Zat Padat
Proses pemuaian zat padat dapat kamu lihat saat kamu memanaskan batang logam. Batang logam tersebut bertambah panjang. Jika zat padat dipanaskan, gerakan partikel zat padat akan semakin cepat dan saling menumbuk dengan partikel di dekatnya.

Hal ini mengakibatkan jarak antarpartikel menjadi renggang dan zat tersebut menjadi bertambah panjang. Pertambahan bisa semakin besar jika waktu pemanasan semakin lama dan suhu semakin besar. Alat untuk mengetahui adanya pemuaian zat padat disebut Musschenbroek.

Besarnya pemuaian zat padat jika zat padat dipanaskan dari T1 oC menjadi T2 oC dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
L2 = L1 ( 1 + a (T2 – T1))
dengan,
L1 = panjang zat padat pada suhu T1 oC
L2 = panjang zat padat pada suhu T2 oC
a = koefisien muai panjang
T1 = suhu benda sebelum dipanaskan
T2 = suhu benda setelah dipanaskan

2. Pemuaian Zat Cair
Proses pemuaian pada zat cair terjadi, misalnya saat kamu memasak air dalam panic sampai penuh. Ketika mendidih air itu akan tumpah. Proses pemuaian zat cair berbeda-beda bergantung pada besar koefisien muai volume. Jika semakin besar koefisien muai volume suatu zat, maka semakin besar pemuaiannya. Besar pemuaian volume pada zat padat dan zat cair dapat ditentukan dengan rumus berikut.
V2 = V1 (1 + Y(T2 – T1))
dengan,
V2 = volume pada suhu T2
V1 = volume pada suhu T1
Y = koefisien muai ruang
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir

3. Pemuaian Zat Gas
Proses pemuaian zat gas terjadi jika gas tersebut mendapat kalor yang semakin besar. Misalnya kamu meniup balon dan balon tersebut kamu letakkan di halaman yang terkena terik sinar Matahari. Lama-kelamaan balon itu akan pecah.
Besar pemuaian gas pada tekanan tetap dapat dirumuskan sebagai berikut.
V1 = Vo (1 + (T2 – T1)/273))
V1 = volume gas setelah dipanaskan
Vo = volume gas sebelum dipanaskan
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »