Materi IPA Kelas 8: Sistem Gerak Pada Manusia

11:05 PM

Fungsi Sistem Rangka bagi Tubuh Manusia
Sistem rangka bagi tubuh berfungsi sebagai berikut:
1. Memberikan bentuk dan mendukung tubuh kita;
2. Sebagai pelindung organ dalam, misal tulang rusuk melindungi paru-paru dan jantung, tulang tengkorak melindungi otak;
3. Tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif yang dapat menggerakan tulang;
4. Sebagai tempat pembentukan sel darah, yaitu pada bagian sumsum tulang (jaringan lunak di bagian tengah tulang).


Struktur Tulang
Tulang tidak dapat bergerak tanpa bantuan otot, maka tulang sebagai alat gerak pasif. Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tulang, yaitu tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago).

Tulang Rawan
Pada manusia dewasa, tulang rawan terdapat pada bagian daun telinga, cuping hidung, dan cincin trakea. Matriks tulang rawan tersusun atas kondroitin dan serat kolagen. Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu hialin, elastis, dan fibrosa.

Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin mempunyai matriks yang halus, transparan dan homogen. Tulang rawan hialin terdapat pada cincin batang tenggorokan (trakea), cuping hidung, persendian, serta antara tulang rusuk dan tulang dada.

Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis bersifat lentur, matriknya mengandung serat elastis yang bercabang-cabang. Tulang rawan elastis terdapat pada epiglotis dan bagian luar telinga.

Tulang Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak teratur dan kurang lentur. Tulang rawan fibrosa terdapat pada antarruas tulang belakang.

Tulang Keras
Periosteum merupakan bagian luar tulang keras yang merupakan tempat melekatnya otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Matriks tulang keras tersusun atas matriks kolagen dan mineral yang keras yang terdiri atas ion kalsium, magnesium, dan fosfat. Matriks-matriks pada tulang membentuk lingkaran konsentris yang disebut lamela. Saluran Havers dikelilingi lingkaran sel dan matriks tulang keras.

Pembuluh darah yang merupakan penyuplai zat makanan bagi sel tulang keras terdapat di dalam saluran Havers. Tiap sel tulang keras dihubungkan dengan sel tulang keras lainnya dan saluran Havers oleh kanalikuli.

Di dalam tulang keras terdapat sumsum tulang yang berisi sumsum kuning atau sumsum merah. Sumsum kuning berfungsi untuk penimbunan lemak. Sumsum merah berfungsi sebagai tempat pembuatan sel darah.

Berdasarkan sifat matriksnya, tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak dan tulang spons.

Tulang Kompak
Tulang kompak memiliki matriks yang bersifat rapat dan padat, misalnya lapisan luar tulang pipa.

Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga, misalnya tulang pendek dan tulang pipih.
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dibedakan menjadi empat, yaitu tulang pipih, tulang pendek, tulang pipa, dan tulang tak beraturan.

Tulang Pipa
Tulang pipa berbentuk tabung dan umumnya berongga. Contoh tulang pipa ialah tulang paha, tulang lengan, tulang betis, tulang kering, tulang hasta dan tulang pengumpil.

Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan berongga. Contoh tulang pipih yaitu tulang belikat, tulang rusuk, dan tulang tengkorak.

Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk silindris. Tulang pendek ditemukan pada pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.

Tulang Tak Beraturan
Tulang tak beraturan mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Tulang ini terdapat di wajah dan tulang belakang.

Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang dimulai setelah terbentuk tulang rawan. Di dalam tulang rawan, terdapat rongga yang terisi oleh osteoblas. Osteoblas akan membentuk osteosit dari arah dalam ke luar (konsentris).

Osteosit menghasilkan protein yang akan menjadi matriks tulang keras. Kemudian, matriks tulang keras terisi fosfat dan kalsium sehingga matriks tulang mengeras. Suatu proses perubahan tulang keras dari tulang rawan dinamakan osifikasi.

Susunan Rangka Tubuh Manusia
Rangka manusia dibagi menjadi rangka apendikular (anggota tubuh) dan rangka aksial (sumbu tubuh).
Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri atas tulang belakang, tulang tengkorak, tulang dada dan tulang rusuk.

Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri atas tulang tempurung kepala, tulang wajah dan telinga.

Tulang Belakang
Tulang belakang berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis posisi dan gerakan. Tulang belakang terdiri atas 7 ruas tulang leher (serviks), 12 ruas tulang punggung (toraks), 5 ruas tulang pinggang (lumbar), 5 ruas tulang kelangkang (sakrum) yang menyatu, dan empat ruas tulang ekor (koksigea) yang menyatu.

Tulang Dada (sternum) dan Rusuk (Costae)
Tulang dada terdiri atas bagian hulu (manubrium), badan (gladiolus), dan taju pedang (xifoid). Bagian badan merupakan tempat melekatnya rusuk sejati. Tulang rusuk terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati (costae vera), 3 pasang tulang rusuk palsu (costae spuria) dan 2 pasang tulang rusuk melayang (costae fluktuantes).

Rangka Apendikular
Rangka apendikular terdiri atas rangka bagian bawah dan bagian atas. Rangka atas terdiri atas tulang tangan dan gelang bahu. Rangka bawah terdiri atas tulang kaki dan gelang panggul.

Rangka Apendikular Atas
Rangka apendikular atas terdiri atas tulang tangan dan gelang bahu (pectoral girdle). Gelang bahu terdiri atas dua buah tulang selangka (clavicula) dan dua buah tulang belikat (scapula).

Tulang tangan terdiri atas 2 buah tulang lengan atas (humerus), 2 buah tulang hasta (ulna), 2 buah tulang pengumpil (radius), 16 buah tulang pergelangan tangan (carpal), 28 buah tulang jari tangan (falanges) dan 10 buah tulang telapak tangan (metacarpal).

Rangka Apendikular Bawah
Rangka apendikular bawah terdiri atas tulang kaki dan gelang panggul (pelvic girdle). Gelang panggul terdiri atas dua buah tulang usus (ilium), satu buah tulang kemaluan (pubis) dan dua buah tulang duduk (ischium).

Tulang kaki terdiri atas 2 buah tulang paha (femur), 2 buah tulang lutut (patela), 2 buah tulang betis (fibula), 2 buah tulang kering (tibia), 14 buah tulang pergelangan tangan (tarsal), 10 buah tulang telapak kaki (metatarsal), dan 28 buah tulang jari kaki (falanges).

Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang disebut dengan artikulasi. Hubungan antartulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian.
Berdasarkan ada tidaknya gerakan, artikulasi dapat dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).

Sendi Mati (sinartrosis)
Sendi mati merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat sehingga tidak dapat digerakkan. Contoh sendi mati adalah hubungan antartulang tengkorak (sutura).

Sendi Kaku (amfiartrosis)
Sendi kaku merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan gerakan secara terbatas. Contohnya adalah sendi antarruas tulang belakang, sendi antara tulang rusuk dan dada, serta sendi antara tulang betis dan tulang kering.

Sendi Gerak (diartrosis)
Sendi gerak merupakan sendi yang tidak dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga tulang dapat digerakkan secara bebas. Agar sendi mudah digerakkan, di dalam sendi terdapat cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas sendi. Sendi gerak ada empat macam, yaitu sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, dan sendi putar.

Sendi Engsel
Sendi ini mirip dengan engsel pintu yang hanya dapat bergerak ke satu arah. Sendi ini terdapat pada lutut, siku dan ruas antarjari.

Sendi Peluru
Sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Misalnya sendi antara gelang bahu dan tulang lengan atas serta antara tulang paha dan gelang panggul.

Sendi Putar
Ujung tulang yang satu mengitari ujung tulang lain sehingga memungkinkan gerakan memutar. Misalnya sendi antara tulang atlas dan tulang leher yang memungkinkan kepala kita dapat berputar ke kiri dan ke kanan.

Sendi Pelana
Kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua sehingga mirip gerakan orang menunggang kuda. Misalnya sendi tulang ibu jari, serta antara tulang telapak tangan dan ruas jari tangan.

Otot
Jenis-jenis Otot
Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, otot dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung.

Otot Lurik
Dinamakan otot lurik karena memiliki garis gelap dan terang. Garis gelap dan terang tersebut adalah aktin dan miosin yang merupakan komponen penggerak otot. Sel-sel otot lurik mempunyai banyak inti di tepi dan berbentuk silindris.

Cara kerja otot lurik dikendalikan oleh otak sehingga disebut otot sadar. Otot rangka memiliki dua ujung yang liat yang disebut tendon dan bagian tengah yang besar yang disebut empal. Tendon yang melekat pada tulang yang diam disebut origo.

Tendon yang melekat pada tulang yang dapat bergerak disebut insersio. Jika otot berkontraksi maka empal akan memendek, membesar, dan mengeras membuat tulang terangkat.

Otot Polos
Otot polos berinti satu, berbentuk gelendong dengan kedua ujung meruncing, bekerja secara tidak sadar (otonom), lambat, dan tidak cepat lelah. Otot ini terletak di organ-organ dalam tubuh, misalnya pada organ pencernaan, kelamin, ekskresi, dan pembuluh darah.

Otot Jantung
Otot jantung berinti banyak di tengah, terletak di jantung, berbentuk serabut lurik bercabang, dan bekerja secara otonom.

Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis dengan prinsip keseimbangan dan gaya statik seperti berikut ini.

Antagonis
Antagonis merupakan kerja dua otot yang berlawanan, yaitu apabila satu otot berkontraksi, otot lain berelaksasi. Contohnya adalah

a. Fleksi dan ekstensi (membengkokkan dan meluruskan) pada sendi siku dan lutut.
b. Abduksi (menjauhi badan) dan adduksi (mendekati badan), misalnya pada sendi lengan atas dan sendi paha.
c.  Pronasi (menelungkup) dan supinasi (menengadah), misalnya ketika membalikkan telapak tangan.
d. Depresi dan elevasi (ke bawah dan ke atas), misalnya gerakan kepala menunduk dan menengadah.

Sinergis
Sinergis merupakan kerja dua otot yang bersifat saling bekerja sama. Contohnya adalah otot pronator teres dan pronator kuadratus yang menimbulkan gerakan menelungkup dan menengadah pada telapak tangan.

Gangguan dan Kelainan Rangka dan Otot
Gangguan dan Kelainan Tulang
1.Skoliosis, yaitu kondisi dimana tulang belakang bagian punggung membengkok ke kiri atau ke kanan.
2.Lordosis, yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung membengkok ke depan.
3.Kifosis, merupakan kondisi yang berkebalikan dengan kondisi lordosis, dimana tulang belakang bagian punggung membengkok ke belakang.
4.Fraktura, yaitu patah tulang.
5.Osteoporosis, yaitu kondisi di mana tulang menjadi rapuh karena berkurangnya jummlah kalsium dan mineral dalam tulang.
6.Rakitis, merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D dan kalsium sehingga pembentukan tulang tidak sempurna. Gejala penyakit ini adalah kaki bengkok berbentuk O atau X.

Gangguan dan Kelainan Persendian
a.Atritis eksudatif, yaitu terjadinya radang atau iritasi pada sendi yang menyebabkan sendi terinfeksi dan bernanah.
b.Atritis sika, yaitu radang sendi yang menyebabkan cairan sendi menjadi kering karena kehilangan cairan sinovial.
c.Dislokasi, yaitu bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan ligamennya sobek.
d.Terkilir, yaitu tertariknya ligamen ke posisi yang tidak sesuai, tetapi sendi tidak bergeser.
e.Ankilosis, merupakan persendiaan seolah-olah menyatu sehingga tidak dapat di gerakkan.

Gangguan dan Kelainan Otot
1. Atropi, merupakan suatu kondisi di mana otot mereduksi atau mengecil sehingga tidak kuat melakukan gerakan.
2. Hipertropi, merupakan suatu kondisi di mana otot membesar.
3. Kram, merupakan kejang otot yang disebabkan oleh cuaca dingin atau aktivitas otot terlalu berat.
4. Tetanus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Gejala penyakit ini adalah otot terus-menerus berkontraksi.
5. Miestenia gravis, merupakan keadaan di mana otot melemah secara bertahap sehingga menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »